PENJELASAN TENTANG ANALISIS SISTEM,KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK DAN ANALISIS KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK
Analisis
sistem
Analisis
sistem adalah
mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan terkait dengan sistem yang akan
dikembangkan.Hasil akhir dari tahap analisis adalah sebuah dokumen yang
menjelaskan mengenai spesifikasi kebutuhan sistem informasi atau SRS (Software
Requirement Specification).
Kebutuhan Perangkat Lunak
Jenis
kebutuhan perangkat lunak dapat dibagi dalam 2 jenis,
1. Kebutuhan Fungsional ( Functional
Requirement)
2. Kebutuhan Non Fungsional (Non
Functional Requirement)
Functional Requirement
Mendeskripsikan layanan, fitur atau fungsi yang disediakan atau diberikan oleh sistem bagi penggunanya. Kebutuhan fungsional awal merupakan fungsi atau layanan yang merepresentasikan goal dari pengguna ketika hendak menggunakan sistem.
Contoh pada Sistem Mesin ATM :
Mendeskripsikan layanan, fitur atau fungsi yang disediakan atau diberikan oleh sistem bagi penggunanya. Kebutuhan fungsional awal merupakan fungsi atau layanan yang merepresentasikan goal dari pengguna ketika hendak menggunakan sistem.
Contoh pada Sistem Mesin ATM :
1. Mengecek saldo
2. Menarik uang
3. Mentransfer uang
4. Melakukan pembayaran
Non-Functional
Requirement
Mendeskripsikan sekumpulan batasan, karakteristik dan properti pada sistem, baik dalam lingkungan pengembangan maupun operasional, atau atribut kualitas yang harus dipenuhi oleh sistem. Contoh pada mesin ATM :
Mendeskripsikan sekumpulan batasan, karakteristik dan properti pada sistem, baik dalam lingkungan pengembangan maupun operasional, atau atribut kualitas yang harus dipenuhi oleh sistem. Contoh pada mesin ATM :
1. Pengguna baru membutuhkan waktu
belajar maksimal 10 menit untuk dapat menggunakan fungsi-fungsi utama sistem
2. Sistem harus tetap berfungsi minimal
10 jam setelah pasokan listrik dari PLN terhenti
3. Waktu yang dibutuhkan untuk kembali
beroperasi setelah sistem mati minimal 2 menit
IEEE
803:1993 mengelompokkan kebutuhan non-fungsional ke dalam sejumlah kategori kualitas dari suatu
perangka t lunak.
Kategori tsb secara umum dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :
Kategori tsb secara umum dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :
- Faktor kualitas eksternal perangkat lunak. Kategori kualitas yang bisa diobservasi atau menjadi ketertarikan utama dari pelanggan. Diantaranya :
1. Ketepatan (correctness)
2. Robustness
3. Unjuk Kerja (performance)
4. Ketersediaan dan kualitas antarmuka(interface)
5. Keandalan(Reability)
6. Ketersediaan (Availability)
7. Faktor kualitas internal perangkat
lunak.
Kategori
kualitas yang bisa diobservasi atau menjadi ketertarikan utama dari pengembang.
Diantaranya :
1. Kemudahan membaca/memahami struktur
perangkat lunak(readibility)
2. Kemampuan untuk dilakukan pengujian
(testability)
3. Ketersediaan dan kualitas
dokumentasi (documentation)
4. Kemudahan pemeliharaan(maintainability)
5. Adaptasi terhadap lingkungan berbeda
(portability)
Proses-proses
dalam Rekayasa
Kebutuhan Daur hidup perangkat lunak (software life cycle – SLC)
terdiri dari dua siklus kehidupan utama, yaitu :
1. Daur hidup pengembangan perangkat
lunak (Software Development Life Cycle – SDLC)
2. Daur hidup pengoperasian perangkat
lunak (Software Operational Life Cycle – SOLC).
Kedua siklus
perangkat lunak tersebut dihubungkan oleh dua proses, yaitu proses studi
kelayakan (feasibility study) dan proses peluncuran (deployment).
Secara umum dapat kita ilustrasikan seperti berikut :

Penelitian Hofmann dan Lehner (2001) merekomendasikan langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan tahapan spesifikasi kebutuhan, diantaranya :
Penelitian Hofmann dan Lehner (2001) merekomendasikan langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan tahapan spesifikasi kebutuhan, diantaranya :
1. Lakukan aktivitas dalam spesifikasi
kebutuhan sepanjang durasi proyek
2. Gunakan anggota lepas waktu untuk
mendukung anggota penuh waktu (sumber daya yang memiliki kompetensi khusus).
3. Terapkan kombinasi proses prototype
dan berbasis model untuk membantu pemangku kepentingan (terutama pelanggan dan
penggguna), untuk mendapatkan gambaran dari solusi yang diajukan.
4. Sesering mungkin lakukan umpan balik
dari pemangku kepentingan, mengevaluasi artifak dan material asal dari sistem
lama atau yang sedang berjalan, serta sesering mungkin menggunakan panduan dari
ahli
5. Gunakan metoda pemodelan terkini (misalnya
object Oriented atau Aspect Oriented) yang dikombinasikan dengan
model-model dasar (seperti ERD, diagram transisi status, dan Petri-Net)
6. Lakukan perbaikan evolusioner
terhadap spesifikasi dengan menggunakan mock-ups, prototipe, peer
reviews, walkyhtough, dan skenario, serta ibatkan pengguna (end
user), pelanggan dan ahli teknis maupun ranah permasalahan. Rata-rata
iterasi dari proses spesifikasi kebutuhan yang efektif adalah 3 iterasi.
Contoh tujuan bisnis dari proyek pembuatan Automatic Teller Machine (ATM) yang menjadi abstraksi solusinya :
1. Peningkatan kepuasan pelanggan dalam
hal melakukan transaksi perbankan 24 jam
2. Pengurangan kasir
3. Perluasan jaringan perbankan dengan
cara yang ekonomis
ANALISIS
KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK
Analisis
kebutuhan (requirements analysis) merupakan langkah awal untuk menentukan
gambaran perangkat yang akan dihasilkan ketika pengembang melaksanakan sebuah
proyek pembuatan perangkat lunak. Perangkat lunak yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
pengguna sangat tergantung pada keberhasilan dalam melakukan analisis kebutuhan.
Untuk proyek- proyek perangkat lunak yang besar, analisis kebutuhan dilaksanakan
setelah aktivitas sistem information engineering dan software project planning.
·Analisis kebutuhan perangkat lunak
dapat diartikan sebagai:üProses mempelajari kebutuhan pemakai
untuk mendapatkan definisi kebutuhan sistem atau perangkat lunak [IEE93]. üProses untuk menetapkan fungsi dan unjuk kerja
perangkat lunak, menyatakan antarmuka perangkat lunak dengan elemen-elemen sistem
lain, dan menentukan kendala yang harus
dihadapi oleh perangkat lunak [PRE01]. Analisa kebutuhan yang baik belum tentu
menghasilkan perangkat lunak yang baik, tetapi
analisa kebutuhan yang tidak tepat menghasilkan perangkat yang tidak berguna.
Mengetahui adanya kesalahan pada analisis
kebutuhan pada tahap awal memang jauh lebih baik, tapi kesalahan analisis
kebutuhan yang diketahui ketika sudah memasuki penulisan kode atau pengujian,
bahkan hampir masuk dalam tahap penyelesaian merupakan malapetaka besar bagi
pembuat perangkat lunak. Biaya dan waktu yang diperlukan akan menjadi sia sia. Analisa
kebutuhan adalah suatu proses untuk mendapatkan informasi, mode, spesifikasi
tentang perangkat lunak yang diinginkan klien/pengguna. Kedua belah pihak,
yaitu klien dan pembuat perangkat lunak terlibat aktif dalam tahap ini.
Informasi dari klien yang akan menjadi acuan untuk melakukan desain perangkat
lunak.Analisis kebutuhan merupakan satu di antara banyak aktivitas kritis pada
proses rekayasa kebutuhan perangkat lunak untuk memahami ranah permasalahan
dari sistem yang
berjalan dan
ranah solusi dari sistem yang akan dibuat (Yenet.al, 1998).Ada tiga faktor yang
harus dipenuhi ketika melakukan analisis kebutuhan ini, yaitu lengkap, detail,
dan benar.Lengkap artinya semua yang diharapkan oleh klien telah didapatkan
oleh pihak yang melakukan analisis. Detail maksudnya adalah berhasil
mengumpulkan informasi yang terperinci. Semua data dari analisis kebutuhan ini
haruslah benar, sesuai apa yang dimaksud oleh klien, bukan benar menurut apa
yang dipikirkan oleh pihak analisis.Analisis kebutuhan yang dilakukan terhadap
perangkat lunak akan menghasilkan
spesifikasi
perangkat lunak tersebut. Analisa kebutuhan ini terdiri dari lima langkah
pokok:
1)Identifikasi
Masalah
2)Evaluasi
dan sintesis
3)Pemodelan
4)Spesifikasi
5)Review
·Tujuan Analisis Kebutuhan
·
:Memahami
masalah yang akan dibuat perangkat lunaknya secara menyeluruh (komprehensif).
·
Mendefinisikan
apa yang harus dikerjakan oleh perangkat lunak untuk memenuhi
keinginan pemakai.
Ada tiga
tujuan utama dari proses analasis kebutuhan yang dapat diformulasikan sebagai
beriukut :
1. Mengelola hasil elistasi kebutuhan
untuk menghasilkan dokumen spesifikasi
kebutuhan yang isi keseluruhannya
sesuai dengan apa yang diinginkan pengguna. (Liu and Yen, 1996)
2. Mengembangkan persyaratan kualitas
yang memadai dan rinci, dimana para manajer dapat membuat pekerjaan proyek yang
realistis dan staf teknis dapat melanjutkan dengan perancangan, implementasi
dan pengujian (Wiegers, 2003).
3. Membangun pemahaman tentang
karakteristik ranah permasalahan dan sekumpulan kebutuhan untuk menemukan
solusi.Ketiga tujuan tersebut dapat dicapai oleh perekayasa kebutuhan dengan
melalui serangkaian tahapan-tahapan aktivitas. Tahapan aktivitas tersebut
dijelaskan sebagai berikut.
·Tahap Analisis Kebutuhan
Tahap
analisis adalah tahapan pengumpulan kebutuhan-kebutuhan dari semua elemen
sistem
perangkat lunak yang akan di bangun. Tahap kebutuhan perangkat lunak dimulai
dengan [DAV93]:
1) Adanya masalah yang membutuhkan
penyelesaian:
·Orientasi aplikasi, misalnya
inventory
·Orientasi bisnis, misalnya produk
baru, peramalan pendapatan
·Orientasi peningkatan produk,
misalnya pemeliharaan
2) Munculnya ide untuk membuat sebuah
perangkat lunak baru.Tahap kebutuhan berakhir apabila deskripsi lengkap dari
perilaku eksternal perangkat lunak yang akan dibangun sudah didapat, termasuk
dokumentasi seluruh antarmuka perangkat lunak dengan lingkungannya (perangkat
keras, perangkat lunak lain, pemakai) yang dicatat dalam Spesifikasi Kebutuhan
Perangkat Lunak.Secara teknis pelaksanaan pekerjaan analisis kebutuhan perangkat
lunak pada dasarnya terdiri dari urutan aktivitas:
1) Mempelajari dan memahami persoalan
2) Mengidentifikasi kebutuhan pemakai
3) Mendefinisikan kebutuhan perangkat
lunak
4) Membuat dokumen spesifikasi
kebutuhan
5) Mengkaji ulang (review) kebutuhan
1)
Mempelajari
dan Memahami Masalah
Pada tahap ini, masalah yang akan
dibuat perangkat lunaknya dipelajari sehingga dapat ditentukan:
·Siapa pemakai yang akan menggunakan perangkat lunak
·Dimana perangkat lunak akan digunakan
·Pekerjaan apa dari pemakai yang akan dibantu oleh perangkat
lunak
·Dari dan sampai mana cakupan pekerjaan tersebut, dan
bagaimana mekanisme
pelaksanaannya
·Apa yang menjadi kendala atau keterbatasannya dilihat
dari sisi teknologi yang akan
digunakan atau dari sisi hukum dan
standar Cara yang digunakan untuk dapat memahami masalah biasanya adalah:
·Wawancara dengan pemakai
·Observasi atau pengamatan lapangan
·Kuesioner
·Mempelajari referensi atau dokumen-dokumen yang
digunakan, seperti dokumen hasil analisis dan perancangan sistemHasil pemahaman
masalah tersebut selanjutnya digambarkan dalam bentuk model-model tertentu
sesuai dengan jenis masalahnya. Sebagai contoh, untuk masalah bisnis dapat
menggunakan flowmap atau business use case, sementara untuk masalah matematika
dapat mengunakan, misalnya, graf.
2)
Mengidentifikasi
Kebutuhan Pemakai Sebenarnya, tahap identifikasi kebutuhan pemakai (user
requirement) ini pada prakteknya dilaksanakan bersamaan dengan pemahaman
masalah. Cara yang digunakan pun relatif sama. Hanya saja, subtansi yang
ditanyakan biasanya adalah:
·Data atau informasi apa yang akan diproses
·Fungsi apa yang diinginkan
·Kelakuan sistem apa yang diharapkan
·Antarmuka apa yang tersedia (user interfaces, hardware
interfaces, software interfaces
, dan communications interfaces)
Untuk dapat menangkap kebutuhan
pemakai dengan baik, utamanya kesamaan persepsi, dibutuhkan:
·komunikasi dan brainstorming yang intensif
·prototypeperangkat lunak, atau screen snapshot
·data atau dokumen yang lengkap
4. Mendefinisikan Kebutuhan Perangkat
Lunak
Saat mengidentifikasi kebutuhan
pemakai, informasi yang diperoleh belum
terstruktur. Pemakai akan
mengungkapkan apa yang dibutuhkannya dengan bahasa sehari-hari yang biasa
digunakan pemakai. Sebagai contoh, ungkapan kebutuhan pemakai di Bagian
Akuntansi, misalnya:
·Saya ingin data yang dimasukkan oleh Bagian Penjualan
bisa langsung dijurnal.
·Informasi neraca bisa saya lihat kapan saja.Pada tahap
ini, kebutuhan pemakai
yang belum terstruktur tersebut
dianalisis, diklasifikasikan, dan diterjemahkan menjadi kebutuhan fungsional,
antarmuka, dan unjuk kerja perangkat lunak. Sebagai gambaran, kebutuhan “data
yang dimasukkan oleh Bagian Penjualan dapat langsung dijurnal” setel
ah dianalisis, diklasifikasikan, dan
diterjemahkan, mungkin memberikan hasil:
1)Kebutuhan fungsional:
·entry dan rekam data transaksi penjualan.retrieve nilai
transaksi penjualan untuk periode tertentu (sesuai periode yang diinputkan melalui keyboard).
·rekamnilai akumulasi transaksi
penjualan periode tertentu ke jurnal umum
berikut account pasangannya (kas).
3)
Kebutuhan
antarmuka:
·antarmuka pemakai untuk merekam data
penjualan.
·antarmuka pemakai untuk menyajikan dan menjurnal
informasi nilai transaksi penjualan periode tertentu.
·jaringan lokal untuk menghubungkan perangkat lunak
aplikasi di Bagian Penjualan dengan perangkat lunak aplikasi di Bagian
Akuntansi.
3)Kebutuhan unjuk kerja:
·ada otoritas pemakaian perangkat
lunak dan akses data.
·proses jurnal hanya dapat dilakukan sekali setelah
data transaksi penjualan direkam. Selanjutnya, kebutuhan tersebut diubah
menjadi model atau gambar tertentu dengan memanfaatkan teknik analisis dan alat bantu
tertentu. Sebagai gambaran, kebutuhan
fungsional dapat dimodelkan dengan menggunakan:
·Data Flow Diagram, kamus data, dan spesifikasi proses
jika menggunakan teknik terstruktur.
·Diagram Use Case dan skenario sistem jika menggunakan
pendekatan objek.
5. Membuat Dokumen Spesifikasi
Kebutuhan
Semua kebutuhan yang telah
didefinisikan selanjutnya dibuatkan dokumentasinya, yaitu Spesifikasi Kebutuhan
Perangkat Lunak (SKPL) atau
Software Requirements
Specification
(SRS). SKPL yang dibuat harus dapat menyatakan secara
lengkap apa
yang dapat dilakuka n oleh perangkat
lunak, termasuk deskripsi lengkap dari semua antarmuka yang digunakan. SKPL bisa terdiri dari banyak
dokumentasi yang saling melengkapi.
5.Mengkaji
Ulang (Review) KebutuhanProses untuk memeriksa (validasi) SKPL apakah sudah
konsisten, lengkap, dan sesuai dengan apa yang diinginkan pemakai. Proses ini
mungkin dilakukan lebih dari satu kali. Dan sering kali muncul kebutuhan
-kebutuhan
baru dari pemakai. Untuk itu, diperlukan negosiasi antara pihak pengembang
dengan pemakai sesuai prinsip “win-win solution” sampai kebutuhan tersebut
dapat disepakati kedua bel ah pihak

Tidak ada komentar:
Posting Komentar